Oh,Namanya Rizal…
“ Saatnya berangkat sekolah” sahutku
dengan sangat semangat.Pasalnya hari Senin ini ada pelajaran sekolah yang
sangat Aku gemari apalagi kalau bukan IPS,pelajaran yang dapat mengajak kita
mempelajari struktur Bumi terbentuk,dan masih banyak lagi.
Baru saja didepan gerbang
rumah,sesosok Pria tinggi semampai yang mengenakan seragam osis putih abu-abu
berkacak pinggang memandangku dari atas rumahnya,tanpa mengalihkan pandangannya
itu.Dan sampai Aku tak terlihat lagi,barulah ia pergi.Tapi tak kuhiraukan
masalah itu.
“Huft,akhirnya selesai juga”sahutku
sedikit kelelahan.siang ini dengan mendadak guru mata pelajaran sejarah
mengadakan ulangan harian,untung saja tadi malam aku sempat membaca buku
sejarah.
Tet…tet…tet
Bel berbunyi sebanyak 3 kali.Aku bergegas membereskan
buku-buku pelajaran dan memasukkan kedalam tas.Saatnya untuk pulang dan
istirahat di rumah.Sebenarnya siang ini,aku harus kumpul organisasi sastra dan
teater di museum lampung,tetapi entah mengapa aku ingin sekali sampai dirumah.Akhirnya
Aku meminta izin kepada guru pembimbing dengan alasan ada urusan keluarga.Dan Aku
diizinkan untuk pulang.
Dan
lagi-lagi tepat di depan gerbang rumahku.Sesosok pria itu mencul kembali,kali ini
dia mengenakan baju santai dan duduk bersila sambil memetik gitarnya tanpaku
tahu nada dan syairnya.Dan hatiku berdetak kencang saat dia menatapku
lagi,kencang sekali saat dia senyum sumringah,dan Aku pun membalas dengan
senyum pula.
“udah 1 tahun ini,cowok itu tinggal
dirumah besar itu Muth!”sahut Sesil,sambil memegang ice cream.
“oh…emang siapa sih namanya?Cuma
sendiri tah dirumah sebesar itu?”tanyaku sangat penasaran.
“gue sih enggak tau namanya,tapi dia
tinggal dengan mbaknya yang jutek abis!”jawab Sesil dengan nada tinggi.
“oh….”
“lo,suka tah sama dia?”Tanya Sesil
penasaran.
“engg…enggak lah,mana mungkin!”
“ini dia kurangnya lo,yang gak
percaya diri!menurut gue dia juga suka dengan lo”sahut Sesil meyakinkan.
“eh…kok bisa kayak gitu?”tanyaku
heran.
“tak tau…udah dulu deh ya.gue mau
pulang kerumah soalnya jam segini,gue harus masak buat nanti malam”ujarnya
sambil melambaikan tangan dan langsung membuang ice cream yang masih utuh.
Dengan senyum-senyum
yang tidak jelas,Aku pun masuk ke dalam rumah dan mengunci pintu.hari muali
malam,Aku pun berlalu.
Malam ini udara
sangat panas,Aku mulai kegerahan dibuatnya.sehabis menyantap masakan padang
yang dibeli ayahku dirumah makan padang.Kubuka pintu rumah dan duduk diteras
yang sejuk,seketika itu semilir angin menyibakkan rambut panjangku sambil
memandangi bintang dilangit. Syahdu sekali mala mini.
Jreng…jreng…jreng…
Terdengar lagi suara gitar yang tadi siang terdengar samar
ditelingaku,tapi sekarang jelas bahwa lagu yang dinyanyikannya tak asing
kedengarannya ditelingaku lagu yang dinyanyikan oleh Matta band yang berjudul”jatuh
cinta lagi”. Menurutku itu ungkapan hatinya saat ini,mungkin…
Lagi –lagi
kejadian kemarin pagi terulang. Dia muncul lagi dari atas rumahnya memandangku
lama,dan berlalu. “Siapa sih dia?” tanda Tanya besar yang membuat Aku jadi
bingung dan penasaran memikirkannya.
Sore
hari,saat anak-anak komplek rumahnya sedang gurau dengan teman sebaya mereka.
Tiba-tiba segerombolan anak menghampiriku.
“cie..cie…! Icek,ada salam dari itu
tuh!” sahut anak-anak sambil menunjuk kearah pria tinggi itu diatas rumahnya.
Kulihat dia
tersenyum malu sambil menggarut kepalanya. Dan anehnya lagi dia memeluk tiang
tembok rumahnya yang tinggi,gembira sekali. Aku berjalan 5 langkah dari
rumahku, dengan hati sumringah dan tentunya senyum malu juga.
“ cewek!nama gue Rizal,gue anak Waykanan.gue lagi hijrah ke Tanjung karang
ini buat sekolah di SMK Gajah Mada,sekarang gue udah kelas 3 sma”sahutnya
dengan lantang dan jelas dari atas rumahnya.
“cowok!na…”putusku
seketika.
“gue udah tau semua tentang lo
muth!dari awal pindahan,gue suka dengan lo karna dimata gue,lo itu sederhana
dan apa adanya.Itu keliatan dari lo natap gue.” Sambungnya dengan serius.
“lo,mau gak jadi cewek gue?”
teriaknya dengan keras.
Jantungku,berdetak kencang sekali.
“Aku agak bimbang,tunggu aja
jawabannya nanti malam yah!” sahutku dengan teriak.
Dan Aku berlalu..
Aku tatap ia sebentar,dia tatap dari kejauhan
Aku senyum lepas,dia senyum sumringah
Kali ini Aku tahu namanya.
Pria tinggi semampai itu,oh namanya Rizal, dan aku masih
berfikir untuk nanti malam,terima atau tidak. Aku harus kenal dia dulu lebih
lanjut.
Jika tuhan berkehendak,bahwa dia cinta pertamaku. Apa boleh
buat,dia memang pilihan. Jika tidak,mungkin hanya angan berlalu. Dan apakah
yang akan terjadi ?
Tuhan ,Bulan,
Bintang, Angin, Gitar menjadi saksi malam nanti tentang Aku dan Rizal.